BAB
I
PEMBAHASAN
A.
Latar
Belakang
Pada hamper
setiap organisasi bisnis, terdapat sejumlah aktivitas berbeda yang berjalan serempak,
seperti penjualan, produksi, pembelian, distribusi, dan pendanaan. Semua
ktivitas itu saling berkaitan dengan cara sedemikian rupa sehingga aktivitas
tersebut mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi. Dengan demikian,
perencanaan bagi seluruh organisasi berarti perencanaan bagi setiap aktivitas
didalamnya. Anggaran merupakan kuantifikasi rencana-rencana pemasaran,
produksi, dan keuangan, yang di pakai untuk membuat tujuan bagi pendapatan,
biaya, aktiva, kewajiban, dan kegiatan usaha lainnya. Penysusunan anggaran pada
suatu perusahaan sangatlah erat kaitannya dengan manajemen, khususnya yang
berhubungan dengan penyusunan rencana, pegkoordunasian kerja, dan pengawasan
kerja.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Definisi,
tujuan dan peran anggaran
2.
Tipe-tipe
penganggaran
3.
Persiapan
penyusunan penganggaran keuangan
4.
Penggunaan
anggaran untuk evaluasi kerja
BAB
II
PEMBAHASAN
Deskripsi
Anggaran
Anggaran, Perencanaan, dan Pengendalian
Perencanaan adalah pandangan ke depan untuk
melihat tindakan apa yang seharusnya dilakukan agar dapat mewujudkan
tujuan-tujuan tertentu. Pengendalian adalah melihat ke belakang, memutuskan
apakah yang sebenarnya telah terjadi dan membandingkannya dengan hasil yang
direncanakan sebelumnya.
Komponen utama dari perencanaan adalah anggaran, yaitu rencana keuangan untuk
masa depan, rencana tersebut mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang
diperlukan untuk mencapainya.
Manfaat Anggaran
Sistem anggaran memberikan beberapa kelebihan
untuk suatu organisasi
1. Memaksa para manajer untuk melakukan perencanaan
2. Menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki pembuatan
keputusan
3. Menyediakan standar untuk evaluasi kinerja
4. Memperbaiki komunikasi dan koordinasi
Menyiapkan Anggaran Induk
Anggaran
induk (master budget), adalah rencana keuangan komprehensif bagi
organisasi secara keseluruhan. Anggaran induk biasanya untuk periode satu tahun
sesuai dengan tahun fiscal perusahaan. Beberapa organisasi telah mengembangkan
filosofi anggaran yang kontinu. Anggaran kontinu (continuous budget). Adalah
anggaran 12 bulan yang terus bergerak.
Mengarahkan
dan Mengkoordinasi
Komite anggaran (budget committee) meninjau anggaran,
menyediakan petunjuk kebijakan dan tujuan anggaran, menyelesaikan perbedaan yang
timbul saat anggaran disiapkan, menyetujui anggaran akhir, dan mengawasi
kinerja actual organisasi seiring dengan berjalannya tahun.
Komponen-komponen
Utama Anggaran Induk
Anggaran utama dapat dibagi ke dalam anggaran operasional
dan anggaran keuangan. Anggaran operasional (operational budget),
mendiskripsikan aktivitas yang menghasilkan pendapatan bagi perusahaan :
penjualan, produksi, dan persediaan barang jadi. Hasil akhir
adalah suatu proforma atau perkiraan laporan laba rugi. Anggaran keuangan (financial
budget), merinci aliran masuk dan keluar kas serta posisi keuangan secara
umum. Oleh karena banyak aktivitas keuangan yang tidak dapat diketahui hingga
anggaran operasional diketahui, anggaran operasional dipersiapkan lebih dahulu.
Mempersiapkan
Anggaran Operasional
1. Anggaran Penjualan (sales budget)
Adalah proyeksi yang disetujui oleh
komite anggaran, yang menjelaskan penjualan yang diharapkan dalam satuan unit
dan uang. Oleh karena anggaran penjualan adalah dasar bagi semua anggaran
operasional lainnya dan sebagian besar dari anggaran keuangan, maka anggaran
penjualan yang seakurat mungkin sangatlah penting.
Laporan 1 mengilustrasikan anggaran
penjulan untuk lini kaos standar PT. DAGADU.
Figur 5.1
PT DAGADU
Anggaran Penjualan
Untuk Tahun Berakhir 31 Desember 2006
Kuartal
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
Tahun
|
|
Unit
|
1.000
|
1.200
|
1.500
|
2.000
|
5.700
|
Harga
per unit
|
x
Rp10
|
x
Rp10
|
x
Rp10
|
x
Rp10
|
x
Rp10
|
Anggaran Penjualan
|
Rp
10.000
|
Rp12.000
|
Rp
15.000
|
Rp
20.000
|
Rp
57.000
|
2. Anggaran produksi (production
budget ),
Menjelaskan berapa banyak unit harus diproduksi untuk
memenuhi kebutuhan penjualan dan memenuhi kebutuhan persediaan akhir. Guna
menghitung unit yang akan diproduksi, dibutuhkan penjualan unit dan unit untuk
persediaan awal dan akhir barang jadi :
Unit yang akan diproduksi = Perkiraan penjualan unit +
Unit dalam persediaan akhir – Unit dalam persediaan awal
|
Anggaplah bahwa kebijakan perusahaan mensyaratkan 20 persen
penjualan kuartal berikutnya dari persediaan akhir, dan persediaan awal kaos
tersebut untuk kuartal pertama tahun berjalan adalah 180.
Figur
5. 2
PT
DAGADU
Anggaran
Produksi
Untuk
Tahun Berakhir 31 Desember 2006
Kuartal
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
Tahun
|
|
Penjualan (Laporan 1)
|
1.000
|
1.200
|
1.500
|
2.000
|
5.700
|
Persediaan akhir
|
240
|
300
|
400
|
200*
|
200
|
Total kebutuhan
|
1.240
|
1500
|
1.900
|
2.200
|
5.900
|
Persediaan awal
|
(180)
|
(240)
|
(300)
|
(400)
|
(180)
|
Unit diproduksi
|
1.060
|
1.260
|
1.600
|
1.800
|
5.720
|
Kita melihat bahwa DAGADU mengantisipasi penjualan sebanyak
1.000 kaos. Sebagai tambahan, perusahaan menginginkan adanya 240 kaos dalam
persediaan akhir di akhir kuartal pertama (0,20 x 1.200). Jadi 1.240 kaos
dibutuhkan selama kuartal pertama. Darimana 1.240 kaos diperoleh? Persediaan
awal 180 kaos, sehingga tinggal 1.060 kaos yang akan diproduksi selama kuartal
pertama.
Hal
– hal penting yang harus diperhatikan :
a. Anggaran produksi dinyatakan dalam bentuk unit.
b. Persediaan awal untuk kuartal selalu sama dengan
persediaan akhir kuartal sebelumnya.
c. kolom tahun bukanlah hanya berupa penambahan jumlah
keempat kuartal tersebut.
Dalam kuartal
kedua, persediaan awal adalah 240 kaos, yang identik dengan persediaan akhir
kuartal yang diinginkan. Persediaan akhir yang diinginkan untuk tahun tersebut
adalah 200 kaos yang sama dengan persediaan akhir yang diinginkan untuk kuartal
keempat. Persediaan awal untuk tahun tersebut adalah 180 kaos, yang merupakan
persediaan awal kuartal pertama.
3.
Anggaran Pembelian Bahan Baku Langsung (direct materials
purchase budget), Menyatakan jumlah dan biaya bahan mentah
yang dibeli tiap periode, jumlahnya tergantung pada perkiraan penggunaan bahan
baku dalam produksi dan persediaan bahan mentah yang dibutuhkan perusahaan.
Pembelian =
|
Bahan baku langsung yang
dibutuhkan untuk produksi + bahan baku langsung yang diinginkan dalam
persediaan akhir – Bahan baku langsung dalam persediaan awal
|
Jumlah bahan baku langsung yang dibutuhkan untuk produksi
tergantung pada jumlah unit yang diproduksi. Anggaplah bahwa logo kaos DAGADU
membutuhkan dua tipe bahan mentah : kaos polos berbiaya Rp 3 dan tinta (untuk
cetakan) berbiaya Rp 0,20 per ons. Untuk setiap unit, pabrik membutuhkan 1 kaos
dan 5 ons tinta untuk tiap kaos berlogo yang diproduksi. Kemudian, jika DAGADU
ingin memproduksi 1.060 kaos dalam tinta ( 5 ons x 1.060 kaos)
Jumlah bahan baku langsung dalam persediaan ditentukan oleh kebijakan
persediaan perusahaan. Kebijakan DAGADU adalah memiliki 10 % dari kebutuhan
produksi bulan berikutnya, dalam persediaan akhir mereka. Asumsikan bahwa
pabrik memiliki 58 kaos polos dan 390 ons tinta pada 1 Januari. Salah satu
anggaran pembelian bahan baku langsung untuk DAGADU disajikan dalam Figur
berikut.
Perhatikan seberapa persis anggaran pembelian bahan baku
langsung dengan anggaran produksi. Mari kita telaah kuartal pertama dalam
laporan tersebut. Diperlukan 1 kaos polos untuk tiap logo, sehingga 1.060 kaos
berlogo yang diproduksi dikalikan dengan angka 1 untuk memperoleh jumlah kaos
polos yang diperlukan untuk produks. Kemudian persediaan akhir yang diharapkan,
126 ( 10% dari produksi kuartal berikutnya yang dibutuhkan) ditambahkan.
Perhatikan bahwa 1.186 kaos polos dibutuhkan selama kuartal pertama. Dari total
ini , 58 kaos sudah dalam persediaan awal, artinya sisa sebanyak 1.128 kaos
harus dibeli. Mengkalikan 1.128 kaos polos dengan biaya masing-masing sebesar
Rp 3,-, memberikan perkiraan biaya sebesar Rp 3.384 untuk pembelian kaos polos
pada kuartal pertama tahun tersebut.
Figur 5.3
PT DAGADU
Anggaran Pembelian Bahan Baku Langsung
Untuk
Tahun Berakhir 31 Desember 2006
Kuartal
|
|||||
Kaos Polos
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Tahun
|
Penjualan (Laporan 2)
|
1.060
|
1.260
|
1.600
|
1.800
|
5.720
|
Bahan baku langsung per unit
|
x
1
|
x
1
|
x
1
|
x
1
|
x
1
|
Persediaan akhir yang diharapkan
|
126
|
160
|
180
|
106*
|
106
|
Total Kebutuhan
|
1.186
|
1.420
|
1.780
|
1.906
|
5.826
|
Persediaan awal
|
(58)
|
(126)
|
(160)
|
(180)
|
(58)
|
Bahan baku langsung yang dibeli
|
1.128
|
1.294
|
1.620
|
1.726
|
5.768
|
Biaya per ons bahan
|
x
Rp 3
|
x
Rp 3
|
x
Rp 3
|
x
Rp 3
|
x
Rp 3
|
Total biaya pembelian BB.L
|
Rp3.384
|
Rp3.882
|
Rp4.860
|
Rp5.178
|
Rp17.304
|
4. Anggaran Tenaga Kerja Langsung (direct labor budget)
Menunjukkan total jam tenaga kerja langsung
yang dibutuhkan dan biaya yang berhubungan dengan jumlah unit dalam anggaran
produksi. Anggaran Jam tenaga kerja langsung ditentukan oleh hubungan antara
tenaga kerja dan outputnya.
Jika suatu
batch 100 kaos berlogo membutuhkan 12 jam tenaga kerja langsung, maka waktu
tenaga kerja langsung per kaos berlogo adalah 0,12 jam.Tarif upah (Rp 10 per
jam) adalah upah rata-rata yang dibayarkan pada tenaga kerja langusng yang
berhubungan dengan produksi kaos.
Figur 5.4
PT DAGADU
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Untuk Tahun yang Berakhir 31
Desember 2006
Kuartal
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
Tahun
|
|
Penjualan (Laporan 2)
|
1.060
|
1.260
|
1.600
|
1.800
|
5.720
|
Jam Tenaga Kerja Langsung
per unit (jam)
|
x
0,12
|
x
0,12
|
x
0,12
|
x
0,12
|
x
0,12
|
Total jam yang dibutuhkan
|
127,2
|
151,2
|
192
|
216
|
686,4
|
Rata-rata upah per jam
|
x
Rp 10
|
x
Rp 10
|
x
Rp 10
|
x
Rp 10
|
x
Rp 10
|
Total biaya tenaga kerja langsung
|
Rp1.272
|
Rp1.512
|
Rp1.920
|
Rp2.160
|
Rp6.864
|
5. Anggaran Overhead ( overhead
budget )
Menunjukkan biaya yang diharapkan dari semua komponen
produksi tidak langsung. Tidak seperti bahan baku langsung dan tenaga kerja
langsung, dalam komponen overhead tidak terdapat hubungan input-output yang
telah tersedia untuk diidentifikasi.
Sebagai contoh, anggaplah bahwa dua kesatuan biaya overhead
dibuat, satu untuk overhead aktivitas berubah sesuai dengan jam tenaga kerja
langsung, dan satunya untuk semua aktivitas lainnya, yang bersifat tetap. Tarif
overhead variabel adalah Rp 5 per jam tenaga kerja langsung; overhead tetap
dianggarkan RP 6.580 (Rp1.645 per kuartal).
Figur
5.5
PT
DAGADU
Anggaran
Overhead
Untuk
Tahun yang Berakhir 31 Desember 2006
Kuartal
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
Tahun
|
|
Jam Tenaga Kerja Langsung
yang dianggarkan
(Laporan 4)
|
127,2
|
151,2
|
192
|
216
|
686,4
|
Tarif overhead variabel
|
x
Rp 5
|
x
Rp 5
|
x
Rp 5
|
x
Rp 5
|
x
Rp 5
|
Overhead variabel yang dianggarkan
|
Rp
636
|
Rp
756
|
Rp
960
|
Rp
1.080
|
Rp
3.432
|
Overhead
tetap yang dianggarkan*
|
1.645
|
1.645
|
1.645
|
1.645
|
6.580
|
Total overhead
|
Rp2.281
|
Rp2.401
|
Rp2.605
|
Rp2.725
|
Rp10.012
|
*Termasuk Rp 540 penyusutan dalam
tiap kuartal.
6. Anggaran Persediaan Akhir Barang Jadi
(ending finished goods inventory budget)
Memberikan informasi yang dibutuhkan untuk neraca dan juga
bertindak sebagai input penting untuk persiapan anggaran harga pokok penjualan.
Guna mempersiapkan anggaran ini, biaya per unit untuk memproduksi harus
dihitung dengan menggunakan informasi dari Laporan 3, 4, dan 5.
Figur 5. 6
PT DAGADU
Anggaran Persediaan Akhir Barang Jadi
Untuk Tahun yang Berakhir 31
Desember 2006
Penghitungan
biaya per unit :
Bahan baku langsung (Rp 3 + Rp
1)
Rp. 4,00
Tenaga kerja langsung (0,12 jam @ Rp
10
1,20
Overhead:
Variabel (0,12 jam @ Rp
5)
0,60
Tetap (0,12 jam @ Rp 9,59)*
1,15**
Total biaya per
unit
Rp.6,95
*
Overhead yang dianggarkan (Laporan 5)
Jam tenaga kerja langsung yang dianggarkan (Laporan 4)
= Rp 6.580 / 686,4 = Rp 9,59 **
**
Di bulatkan
7. Anggaran Harga Pokok Penjualan (cost of good sold budget ),
Mengungkapkan harga yang diharapkan untuk barang yang akan
dijual. Anggaran dapat dipersiapkan dengan menggunakan laporan 3, 4, 5, dan 6.
Laporan harga pokok penjualan adalah laporan terakhir yang diperlukan sebelum
anggaran laporan laba rugi dapat dipersiapkan. Laporan 7 menggunakan anggapan
bahwa persediaan awal barang jadi bernilai Rp 1.251
Figur
5.7
PT
DAGADU
Anggaran
Harga Pokok Penjualan
Untuk Tahun yang Berakhir 31
Desember 2006
Bahan baku langsung yang digunakan (Laporan 3)*
Rp
22.880
Tenaga kerja langsung yang digunakan (Laporan
4)
6.864
Overhead(Laporan5)
10.012
Harga pokok produksi yang
dianggarkan
Rp 39.756
Barang jadi
awal
1.251
Barang yang tersedia untuk
dijual
Rp 41.007
Barang jadi akhir(Laporan6)
(1.390)
Harga
pokok penjualan yang
dianggarkan
Rp 39.617
* Produksi yang dibutuhkan = (5.720 kaos polos x Rp 3 ) + (28.600
ons tinta x Rp 0,20)
8.
Anggaran Beban Penjualan dan
Administrasi (selling and administrative budget), menguraikan pengeluaran
yang direncanakan untuk aktivitas non produksi.
Figur
5. 8
PT
DAGADU
Anggaran
Beban Penjualan dan Administrasi
Untuk
Tahun yang Berakhir 31 Desember 2006
Kuartal
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
Tahun
|
|
Penjualan
per unit yang direncanakan(Laporan1)
|
1.000
|
1.200
|
1.500
|
2.000
|
5.700
|
Beban
penjualan dan administrasi
Per
unit variable
|
x
Rp0,10
|
x
Rp0,10
|
x
Rp0,10
|
x
Rp0,10
|
x
Rp0,10
|
Total beban variabel
|
Rp 100
|
Rp 120
|
Rp 150
|
Rp 200
|
Rp 570
|
Pengeluaran
tetap penjualan dan adm.
|
|||||
Gaji
|
Rp1.420
|
Rp1.420
|
Rp1.420
|
Rp1.420
|
Rp1.420
|
Utilitas
|
50
|
50
|
50
|
50
|
50
|
Iklan
|
100
|
200
|
300
|
500
|
1.100
|
Penyusutan
|
150
|
150
|
150
|
150
|
600
|
Asuransi
|
-
|
-
|
500
|
-
|
500
|
Total
beban tetap
|
Rp1.720
|
Rp1.820
|
Rp2.420
|
Rp2.120
|
Rp8.080
|
Total
beban penjualan & adm.
|
Rp1.820
|
Rp1.940
|
Rp2.570
|
Rp2.320
|
Rp8.650
|
Laporan
Laba Rugi yang Dianggarkan
Laba operasional (operational income) tidak sama dengan laba bersih
perusahaan. Untuk mendapatkan penghasilan bersih, beban bunga dan pajak harus
dikurangkan dari laba bersih. Pengurangan beban bunga diambil dari
anggaran kas yang ditunjukkan dalam Laporan 10. Utang pajak tergantung pada hukum
pajak yang berlaku.
Figure 5. 9
PT DAGADU
Laporan laba rugi yang Dianggarkan
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2006
Penjualan (Laporan
1)
Rp 57.000
Harga Pokok Penjualan (Laporan
7)
( 39.617)
Marjin kotor
Rp 17.383
Beban penjualan
& administrasi (Laporan
8)
(8.650)
Laba operasional
Rp 8.733
Beban bunga (Laporan
10)
(60)
Pendapatan sebelum pajak penghasilan
Rp 8.673
Pajak penghasilan (Laporan
10)
(2.550)
Laba bersih
Rp 6.123
Mempersiapkan Anggaran Keuangan
Anggaran yang tersisa dalam anggaran
induk adalah anggaran keuangan. Anggaran keuangan yang biasanya disiapkan adalah :
1. Anggaran kas
2. Anggaran neraca
3. Anggaran untuk pengeluaran modal
1. Anggaran Kas
Arus kas adalah darah kehidupan bagi suatu organisasi, anggaran kas adalah
salah satu anggaran paling penting dalam anggaran induk. Perusahaan menggunakan
anggaran kas untuk mendokumentasikan kebutuhan atas uang tunai, dan juga
mengenai kemampuan untuk membayar kembali.
Figur 5.10
Anggaran Kas
Saldo awal kas xxx
Kas yang diterima xxx
+
Kas yang tersedia xxx
Pengeluaran kas (xxx)
Minimum saldo kas (xxx)
Kelebihan (kekurangan) kas xxx
Kas dari pinjaman xxx
Pembayaran kembali pinjaman xxx
-
Saldo minimum kas xxx+
Saldo akhir kas xxx
Bagian pengeluaran kas mendaftar semua pengeluaran kas yang direncanakan
periode tersebut. Semua beban yang tidak menyebabkan keluarnya kas, tidak
dimasukkan dalam daftar. Garis kelebihan atau kekurangan kas, membandingkan kas
yang tersedia dengan kas yang dibutuhkan. Kas yang dibutuhkan adalah total
pengeluaran kas plus saldo minimum kas yang dibutuhkan oleh kebijakan
perusahaan. Saldo minimum kas hanyalah jumlah terkecil kas yang menurut perusahaan
dapat diterima.
Bagian akhir anggaran kas terdiri dari
pinjaman dan pembayaran kembali. Jika terdapat suatu kekurangan, bagian ini
menunjukkan jumlah yang perlu dipinjam. Ketika kelebihan kas tersedia, bagian
ini menunjukkan pembayaran kembali yang direncanakan, termasuk beban bunga.
Contoh ilustrasi anggaran kas,
asumsikan hal – hal berikut ini untuk DAGADU :
a. Saldo kas
minimum Rp 1.000 dibutuhkan untuk akhir tiap kuartal. Uang dapat dipinjamkan
dan dibayar kembali dalam kelipatan Rp1.000. Bunganya adalah 12 % per tahun.
Pembayaran bunga dilakukan hanya untuk jumlah pinjaman pokok yang harus dibayar
kembali. Semua pinjaman dilakukan pada awal kuartal, dan semua pembayaran
kembali dilakukan pada akhir kuartal.
b. Seperempat dari total penjualan adalah
tunai kas, 90 persen dari penjualan kredit ditagih dalam kuartal penjualan, dan
sisanya 10 persen diambil dalam kuartal berikutnya. Penjualan kuartal keempat tahun 2005
adalah Rp 18.000.
c. Pembelian
bahan baku langsung dilakukan secara kredit : 80 % pembelian dibayar pada
kuartal pembelian. Sisanya 20% dibayar dalam kuartal berikutnya. Pembelian pada
kuartal keempat tahun 2005 adalah Rp 5.000,-
d. Penyusutan
yang dianggarkan adalah Rp 540 per kuartal untuk overhead dan Rp 150,- per
kuartal untuk beban penjualan dan administrasi (lihat laporan 5 dan 8)
e. Anggaran
modal 2006 mengungkapkan rencana untuk membeli tambahan peralatan cetak.
Pengeluaran kas untuk peralatan, Rp 6.500 akan dilakukan dalam kuartal pertama.
Perusahaan berencana untik membiayai pembelian peralatan dengan kas operasi,
dan menambahnya dengan pinjaman jangka pendek sebanyak diperlukan.
f. Pajak
penghasilan perusahaan sekitar Rp 2.550, dan akan dibayar pada akhir kuartal
keempat (Laporan 9)
g. Saldo awal kas
sama dengan Rp 5.200
h. Semua jumlah
dalam anggaran dibulatkan ke rupiah terdeka
Figur
5. 10
DAGADU
Anggaran
Kas
Untuk
Tahun yang Berakhir 31 Desember 2006
Kuartal
|
|||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
Tahun
|
Sumber a
|
||
Saldo awal kas
|
Rp
|
5.2
|
g
|
||||
Penagihan :
|
|||||||
Kas penjualan
|
2.5
|
b.1
|
|||||
Penjualan kredit :
|
6.75
|
b.1
|
|||||
Kuartal berjalan
|
1.35
|
b.1
|
|||||
Kuartal sebelumnya
|
15.8
|
||||||
Total kas yang
tersedia
|
Rp
|
||||||
Dikurangi pengeluaran
:
|
|||||||
Bahan baku langsung :
|
Rp
|
(3,594)
|
|||||
Kuartal berjalan
|
(1,000)
|
C.3
|
|||||
Kuartal sebelumnya
|
(1,272)
|
C.3
|
|||||
Tenaga kerja langsung
|
(1,741)
|
4
|
|||||
Overhead
|
(1,670)
|
d.5
|
|||||
Penjualan & Adm
|
-
|
d.8
|
|||||
Pajak penghasilan
|
(6,500)
|
f,9
|
|||||
Peralatan
|
Rp
|
(15,777)
|
e
|
||||
Total pengeluaran
|
(1,000)
|
||||||
Saldo kas minimum
|
Rp
|
(16,777)
|
a
|
||||
Total kas yang
dibutuhkan
|
|||||||
Kelebihan (kekurangan)
kas
|
|||||||
yang tersedia
|
Rp
|
(977)
|
|||||
Pembiayaan :
|
|||||||
Pinjaman
|
1,000
|
a
|
|||||
Pembayaran kembali
|
-
|
a
|
|||||
Bunga (b)
|
-
|
a
|
|||||
Total pembiayaan
|
Rp
|
1
|
|||||
Saldo akhir kas (c)
|
Rp
|
1.023
|
b. Pembayaran bunga adalah 6/12 x 0,12 x Rp 1.000. Oleh
karena pinjaman muncul pada awal kuartal dan pembayaran kembali pada akhir
kuartal, pembayaran kembali pokok pinjaman terjadi setelah enam bulan.
c. Total kas yang tersedia minus total pengeluaran plus
(atau minus) total pembiayaan.
Neraca yang Dianggarkan
Neraca yang dianggarkan tergantung pada
informasi yang terkandung dalam neraca saat ini dan yang berada dalam anggaran
lain di anggaran induk.
Menggunakan Anggaran untuk Evaluasi Kinerja
1.
Anggaran Statis (static budget ) Adalah anggaran untuk
tingkat aktivitas tertentu. Anggaran ini tidak terlalu berguna untuk menyiapkan
laporan kinerja.
Anggaplah bahwa penjualan kuartal pertama DAGADU lebih
banyak dari yang diperkirakan; total 1.100 kaos terjual bukan 1.000 kaos
seperti yang dianggarkan dalan Laporan 1. Oleh karena kenaikan aktivitas
penjualan, produksi meningkat di atas tingkat yang direncanakan. Sebagai ganti
memproduksi 1.060 unit (Laporan 2), DAGADU memproduksi 1.200 unit kaos berlogo.
Laporan
Kinerja Biaya Produksi Kuartalan
SESUNGGUHNYA
|
DIANGGARKAN
|
VARIAN
|
|
Unit yang diproduksi
|
F
|
||
B.BBL
|
U
|
||
B.TKL
|
U
|
||
Overhead
|
|||
Variabel
:
|
|||
Perlengakapan
|
U
|
||
Listrik
|
U
|
||
Tetap
:
|
|||
Supervisi
|
F
|
||
Penyusutan
|
|||
Total
|
U
|
2. Anggaran Fleksibel (flexible
budget ),
Adalah
anggaran yang memungkinkan suatu perusahaan untuk menghitung perkiraaan biaya
dalam suatu tingkat aktivitas. Kunci untuk membentuk anggaran fleksibel adalah
pengetahuan atas biaya tetap dan variabel. Anggaran fleksibel adalah kunci
untuk memberikan umpan balik secara lebih sering yang dibutuhkan para manajer
untuk menerapkan pengendalian dan secara efektif menjalankan rencana
perusahaan.
Anggaran fleksibel adalah alat pengendalian yang sangat bagus karena anggaran
ini memungkinkan pihak manajemen untuk menghitung berapa biaya yang seharusnya
untuk tingkat output sesungguhnya tersebut.
Dimensi Perilaku Anggaran
Anggaran sering digunakan untuk menilai kinerja para manaer.
Perilaku positif muncul ketika tujuan tiap manajer sejalan dengan tujuan
organisasi, dan manajer memiliki penggerak untuk mencapainya.
Umpan Balik Berkala atas Kinerja Para
Manajer perlu mengetahui bagaimana kinerja mereka sejalan
dengan berlalunya tahun. Dengan menyediakan laporan kinerja secara berkala,
manajer dapat mengambil tindakan korektif, dan untuk mengubah rencana
sebagaimana diperlukan.
Insentif Uang dan Bukan Uang
Insentif adala cara yang digunakan organisasi untuk
mempengaruhi manajer agar melakukan lebih banyak usaha dalam mencapai tujuan
organisasi. Insentif uang digunakan untuk mengendalikan kecenderungan seorang
manajer untuk melalaikan dan membuang-buang sumber daya, dengan menghubungkan
kinerja anggaran pada kenaikan gaji, bonus, dan promosi. Insentif bukan uang,
termasuk memperkaya pekerjaan (job enrichment), meningkatkan tanggung
jawab dan otonomi, program penghargaan non-uang dan lainnya, dapat digunakan
untuk meningkatkan sistem pengendalian anggaran.
3. Anggaran Partisipatif (participative
budgeting)
Memungkinkan
para manajer tingkat bawah untuk turut sertad alam pembuatan anggaran. Anggaran
ini mengkomunikasikan rasa bertanggung jawab pada para manajer tingkat bawah
dan mendorong kreativitas. Peningkatan tanggung jawab dan tantangan yang
inheren dalam proses tersebut memberikan insentif non-uang yuang mengarah pada
tingkat kinerja yang lebih tinggi.
Anggaran Berdasarkan Aktivitas
Sistem anggaran pada tingkat aktivitas
dapat menjadi pendekatan yang berguna untuk mendukung manajemen perbaikan dan
proses yang berkelanjutan. Pendekaan anggaran berdasarkan ativitas dapat
digunakan untuk menekankan penurunan biaya melalui peniadaan aktivitas yang
tidak berguna dan untuk memperbaiki efisiensi aktivitas yang diperlukan.
Anggaran Fleksibel Aktivitas (activity
flexible budgeting ) adalah prediksi berapa biaya aktivitas nantinya jika
terdapat perubahan pada output aktivitas.
Analisis varians dalam suatu kerangka kerja aktivitas
memungkinkan perbaikan dalam pelaporan kinerja anggaran tradisional. Hal ini juga meningkatkan kemampuan
untuk mengelola aktivitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar