Jumat, 09 Oktober 2015

Ya!.... hari ini rasanya aku ingin menangis saja. ku muntahkan keluh kesahku di blog ini. aku tak memiliki bahu sekedar tempat aku menuangkan airmata ku. lihat sekelilingku! apa yang mereka rasakan sama denganku? rasa bersalah ini seakan membunuh usahaku.... aku membuatnya berhari-hari demi hari ini. tapi patah begitu saja..... ya tugas itu,tepat! tugas itu. aku mengurangi waktu istirahatku demi ini.... siang malam aku duduk mengikat bait demi bait kata menjadi sebuah makalah yang sempurna... semuanya selesai. usaha ku berbuah manis,tugas itu akhirnya mampu ku selesaikan sesuai deathline.. tapi hari ini????? mereka, ya mereka teman sekelompok ku dalam tugas ini berkata tidak siap. satu beban batin lagi jika aku presentasi tanpa kesiapan teman-temanku.. ya! dengan terpaksa dan sangat terpaksa aku berkata kepada pembimbing mata kuliah ini, bahwa kami,atau tepatnya teman-temanku belum siap untuk memulai presentasi... beliau menatapku tajam. aku bingung,kata apa yang pantas ku lanjutkan dari pernyataanku sebelumnya... aku mulai bisa menerka dan merangkai hipotesis ku dari rajut muka beliau. beliau kecewa bahkan sangat kecewa,. dengan simpul senyum beliau yang tetap menyuratkan kekecewaan beliau memberi nasehat pada kami terkhusus padaku. . ."adanya janji bukan untuk di langgar. ini pelajaran buat kita"... aku merasa kata-kata itu hanya menjurus padaku. . seketika itu pula, rasa sakit mencekam di dadaku. .. semua campu aduk. rasa sakit,bersalah,kecewa,marah atau bahkan bahagia karna tidak jadi presentasi. entahlah. hanya saja menyakitkan... aku belajar dari sini,semoga ke depan aku mampu bisa lebih baik,lebih belajar,lebih dewasa,lebih mampu mengemban amanah. aku menyesal, sangat bahkan. ku lihat sekelilingku kembali sepi. mereka dan beliau telah pergi dengan meninggalkan kebersalahan yang mencekam di hatiku seorang diri.

Jumat, 24 April 2015

anggaran berdasarkan aktivitas








BAB I
PEMBAHASAN
A.     Latar Belakang
Pada hamper setiap organisasi bisnis, terdapat sejumlah aktivitas berbeda yang berjalan serempak, seperti penjualan, produksi, pembelian, distribusi, dan pendanaan. Semua ktivitas itu saling berkaitan dengan cara sedemikian rupa sehingga aktivitas tersebut mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi. Dengan demikian, perencanaan bagi seluruh organisasi berarti perencanaan bagi setiap aktivitas didalamnya. Anggaran merupakan kuantifikasi rencana-rencana pemasaran, produksi, dan keuangan, yang di pakai untuk membuat tujuan bagi pendapatan, biaya, aktiva, kewajiban, dan kegiatan usaha lainnya. Penysusunan anggaran pada suatu perusahaan sangatlah erat kaitannya dengan manajemen, khususnya yang berhubungan dengan penyusunan rencana, pegkoordunasian kerja, dan pengawasan kerja.
B.     Rumusan Masalah
1.      Definisi, tujuan dan peran anggaran
2.      Tipe-tipe penganggaran
3.      Persiapan penyusunan penganggaran keuangan
4.      Penggunaan anggaran untuk evaluasi kerja









BAB II
PEMBAHASAN
Deskripsi Anggaran
Anggaran, Perencanaan, dan Pengendalian
Perencanaan adalah pandangan ke depan untuk melihat tindakan apa yang seharusnya dilakukan agar dapat mewujudkan tujuan-tujuan tertentu. Pengendalian adalah melihat ke belakang, memutuskan apakah yang sebenarnya telah terjadi dan membandingkannya dengan hasil yang direncanakan sebelumnya.
            Komponen utama dari perencanaan adalah anggaran, yaitu rencana keuangan untuk masa depan, rencana tersebut mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya.
Manfaat Anggaran
Sistem anggaran memberikan beberapa kelebihan untuk suatu organisasi
            1. Memaksa para manajer untuk melakukan perencanaan
            2. Menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki pembuatan keputusan
            3. Menyediakan standar untuk evaluasi kinerja
            4. Memperbaiki komunikasi dan koordinasi
Menyiapkan Anggaran Induk
Anggaran induk (master budget), adalah rencana keuangan komprehensif bagi organisasi secara keseluruhan. Anggaran induk biasanya untuk periode satu tahun sesuai dengan tahun fiscal perusahaan. Beberapa organisasi telah mengembangkan filosofi anggaran yang kontinu. Anggaran kontinu (continuous budget). Adalah anggaran 12 bulan yang terus bergerak.
Mengarahkan dan Mengkoordinasi
Komite anggaran (budget committee) meninjau anggaran, menyediakan petunjuk kebijakan dan tujuan anggaran, menyelesaikan perbedaan yang timbul saat anggaran disiapkan, menyetujui anggaran akhir, dan mengawasi kinerja actual organisasi seiring dengan berjalannya tahun.
Komponen-komponen Utama Anggaran Induk
Anggaran utama dapat dibagi ke dalam anggaran operasional dan anggaran keuangan. Anggaran operasional (operational budget), mendiskripsikan aktivitas yang menghasilkan pendapatan bagi perusahaan : penjualan, produksi, dan persediaan barang jadi. Hasil akhir adalah suatu proforma atau perkiraan laporan laba rugi. Anggaran keuangan (financial budget), merinci aliran masuk dan keluar kas serta posisi keuangan secara umum. Oleh karena banyak aktivitas keuangan yang tidak dapat diketahui hingga anggaran operasional diketahui, anggaran operasional dipersiapkan lebih dahulu.
Mempersiapkan Anggaran Operasional
1.      Anggaran Penjualan (sales budget)
Adalah proyeksi yang disetujui oleh komite anggaran, yang menjelaskan penjualan yang diharapkan dalam satuan unit dan uang. Oleh karena anggaran penjualan adalah dasar bagi semua anggaran operasional lainnya dan sebagian besar dari anggaran keuangan, maka anggaran penjualan yang seakurat mungkin sangatlah penting.
Laporan 1 mengilustrasikan anggaran penjulan untuk lini kaos standar PT. DAGADU.
Figur 5.1
PT DAGADU
Anggaran Penjualan
Untuk Tahun Berakhir 31 Desember 2006

Kuartal


1
2
3
4
Tahun
Unit
1.000
1.200
1.500
2.000
5.700
Harga per unit
x Rp10
x Rp10
x Rp10
x Rp10
x Rp10

Anggaran Penjualan

Rp 10.000

Rp12.000

Rp 15.000

Rp 20.000

Rp 57.000

2.      Anggaran produksi (production budget ),
Menjelaskan berapa banyak unit harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan penjualan dan memenuhi kebutuhan persediaan akhir. Guna menghitung unit yang akan diproduksi, dibutuhkan penjualan unit dan unit untuk persediaan awal dan akhir barang jadi :

Unit yang akan diproduksi = Perkiraan penjualan unit + Unit dalam persediaan akhir – Unit dalam persediaan awal
Anggaplah bahwa kebijakan perusahaan mensyaratkan 20 persen penjualan kuartal berikutnya dari persediaan akhir, dan persediaan awal kaos tersebut untuk kuartal pertama tahun berjalan adalah 180.
Figur 5. 2
PT DAGADU
Anggaran Produksi
Untuk Tahun Berakhir 31 Desember 2006

Kuartal


1
2
3
4
Tahun
Penjualan (Laporan 1)
1.000
1.200
1.500
2.000
5.700
Persediaan akhir
240
300
400
200*
200
Total kebutuhan
1.240
1500
1.900
2.200
5.900
Persediaan awal
(180)
(240)
(300)
(400)
(180)
Unit  diproduksi
1.060
1.260
1.600
1.800
5.720

Kita melihat bahwa DAGADU mengantisipasi penjualan sebanyak 1.000 kaos. Sebagai tambahan, perusahaan menginginkan adanya 240 kaos dalam persediaan akhir di akhir kuartal pertama (0,20 x 1.200). Jadi 1.240 kaos dibutuhkan selama kuartal pertama. Darimana 1.240 kaos diperoleh? Persediaan awal 180 kaos, sehingga tinggal 1.060 kaos yang akan diproduksi selama kuartal pertama.
Hal – hal penting yang harus diperhatikan :
a.       Anggaran produksi dinyatakan dalam bentuk unit.
b.      Persediaan awal untuk kuartal selalu sama dengan persediaan akhir kuartal sebelumnya.
c.       kolom tahun bukanlah hanya berupa penambahan jumlah keempat kuartal tersebut.
Dalam kuartal kedua, persediaan awal adalah 240 kaos, yang identik dengan persediaan akhir kuartal yang diinginkan. Persediaan akhir yang diinginkan untuk tahun tersebut adalah 200 kaos yang sama dengan persediaan akhir yang diinginkan untuk kuartal keempat. Persediaan awal untuk tahun tersebut adalah 180 kaos, yang merupakan persediaan awal kuartal pertama.
3.                  Anggaran Pembelian Bahan Baku Langsung (direct materials purchase budget),       Menyatakan jumlah dan biaya bahan mentah yang dibeli tiap periode, jumlahnya tergantung pada perkiraan penggunaan bahan baku dalam produksi dan persediaan bahan mentah yang dibutuhkan perusahaan.

Pembelian =
Bahan baku langsung yang dibutuhkan untuk produksi + bahan baku langsung yang diinginkan dalam persediaan akhir – Bahan baku langsung dalam persediaan awal

Jumlah bahan baku langsung yang dibutuhkan untuk produksi tergantung pada jumlah unit yang diproduksi. Anggaplah bahwa logo kaos DAGADU membutuhkan dua tipe bahan mentah : kaos polos berbiaya Rp 3 dan tinta (untuk cetakan) berbiaya Rp 0,20 per ons. Untuk setiap unit, pabrik membutuhkan 1 kaos dan 5 ons tinta untuk tiap kaos berlogo yang diproduksi. Kemudian, jika DAGADU ingin memproduksi 1.060 kaos dalam tinta ( 5 ons x 1.060 kaos)
            Jumlah bahan baku langsung dalam persediaan ditentukan oleh kebijakan persediaan perusahaan. Kebijakan DAGADU adalah memiliki 10 % dari kebutuhan produksi bulan berikutnya, dalam persediaan akhir mereka. Asumsikan bahwa pabrik memiliki 58 kaos polos dan 390 ons tinta pada 1 Januari. Salah satu anggaran pembelian bahan baku langsung untuk DAGADU disajikan dalam Figur berikut.
Perhatikan seberapa persis anggaran pembelian bahan baku langsung dengan anggaran produksi. Mari kita telaah kuartal pertama dalam laporan tersebut. Diperlukan 1 kaos polos untuk tiap logo, sehingga 1.060 kaos berlogo yang diproduksi dikalikan dengan angka 1 untuk memperoleh jumlah kaos polos yang diperlukan untuk produks. Kemudian persediaan akhir yang diharapkan, 126 ( 10% dari produksi kuartal berikutnya yang dibutuhkan) ditambahkan. Perhatikan bahwa 1.186 kaos polos dibutuhkan selama kuartal pertama. Dari total ini , 58 kaos sudah dalam persediaan awal, artinya sisa sebanyak 1.128 kaos harus dibeli. Mengkalikan 1.128 kaos polos dengan biaya masing-masing sebesar Rp 3,-, memberikan perkiraan biaya sebesar Rp 3.384 untuk pembelian kaos polos pada kuartal pertama tahun tersebut.



Figur 5.3
PT DAGADU
Anggaran Pembelian Bahan Baku Langsung
Untuk Tahun Berakhir 31 Desember 2006

Kuartal

Kaos Polos
1
2
3
4
Tahun
Penjualan (Laporan 2)
1.060
1.260
1.600
1.800
5.720
Bahan baku langsung per unit
x        1
x      1
x        1
x        1
 x        1
Persediaan akhir yang diharapkan
126
160
180
106*
106
Total Kebutuhan
1.186
1.420
1.780
1.906
5.826
Persediaan awal
(58)
(126)
(160)
(180)
(58)
Bahan baku langsung yang dibeli
1.128
1.294
1.620
1.726
5.768
Biaya per ons bahan
x   Rp 3
x Rp 3
x   Rp 3
x   Rp 3
x   Rp 3
Total biaya pembelian BB.L
Rp3.384
Rp3.882
Rp4.860
Rp5.178
Rp17.304
           
4.      Anggaran Tenaga Kerja Langsung (direct labor budget)
   Menunjukkan total jam tenaga kerja langsung yang dibutuhkan dan biaya yang berhubungan dengan jumlah unit dalam anggaran produksi. Anggaran Jam tenaga kerja langsung ditentukan oleh hubungan antara tenaga kerja dan outputnya.
Jika suatu batch 100 kaos berlogo membutuhkan 12 jam tenaga kerja langsung, maka waktu tenaga kerja langsung per kaos berlogo adalah 0,12 jam.Tarif upah (Rp 10 per jam) adalah upah rata-rata yang dibayarkan pada tenaga kerja langusng yang berhubungan dengan produksi kaos.


Figur 5.4
PT DAGADU
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2006

Kuartal


1
2
3
4
Tahun
Penjualan (Laporan 2)
1.060
1.260
1.600
1.800
5.720
Jam Tenaga Kerja Langsung
per unit (jam)
x  0,12
x   0,12
x   0,12
x   0,12
x   0,12
Total jam yang dibutuhkan
127,2
151,2
192
216
686,4
Rata-rata upah per jam
x Rp 10
x Rp 10
x Rp 10
x Rp 10
x Rp 10
Total biaya tenaga kerja langsung
Rp1.272
Rp1.512
Rp1.920
Rp2.160
Rp6.864

5.      Anggaran Overhead ( overhead budget )
Menunjukkan biaya yang diharapkan dari semua komponen produksi tidak langsung. Tidak seperti bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung, dalam komponen overhead tidak terdapat hubungan input-output yang telah tersedia untuk diidentifikasi.
Sebagai contoh, anggaplah bahwa dua kesatuan biaya overhead dibuat, satu untuk overhead aktivitas berubah sesuai dengan jam tenaga kerja langsung, dan satunya untuk semua aktivitas lainnya, yang bersifat tetap. Tarif overhead variabel adalah Rp 5 per jam tenaga kerja langsung; overhead tetap dianggarkan RP 6.580 (Rp1.645 per kuartal).
Figur 5.5
PT DAGADU
Anggaran Overhead
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2006

Kuartal


1
2
3
4
Tahun
Jam Tenaga Kerja Langsung
      yang dianggarkan (Laporan 4)
127,2
151,2
192
216
686,4
Tarif overhead variabel
x Rp 5
x Rp 5
x Rp 5
x Rp 5
x Rp 5
Overhead variabel yang dianggarkan
Rp 636
Rp 756
Rp 960
Rp 1.080
Rp 3.432
Overhead tetap yang dianggarkan*
1.645
1.645
1.645
1.645
6.580
      Total overhead
Rp2.281
Rp2.401
Rp2.605
Rp2.725
Rp10.012
*Termasuk Rp 540 penyusutan dalam tiap kuartal.
6.   Anggaran Persediaan Akhir Barang Jadi (ending finished goods inventory budget)
Memberikan informasi yang dibutuhkan untuk neraca dan juga bertindak sebagai input penting untuk persiapan anggaran harga pokok penjualan. Guna mempersiapkan anggaran ini, biaya per unit untuk memproduksi harus dihitung dengan menggunakan informasi dari Laporan 3, 4, dan 5.
Figur 5. 6
PT DAGADU
Anggaran Persediaan Akhir Barang Jadi
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2006
Penghitungan biaya per unit :
                                Bahan baku langsung (Rp 3 + Rp 1)                                    Rp. 4,00
Tenaga kerja langsung (0,12 jam @ Rp 10                                               1,20
                                Overhead:
Variabel (0,12 jam @ Rp 5)                                                                              0,60
                                Tetap (0,12 jam @ Rp 9,59)*                                                          1,15**
                                Total biaya per unit                                                                     Rp.6,95
*    Overhead yang dianggarkan (Laporan 5)
      Jam tenaga kerja langsung yang dianggarkan (Laporan 4)
      = Rp 6.580 / 686,4 = Rp 9,59 **
** Di bulatkan
7.  Anggaran Harga Pokok Penjualan (cost of good sold budget ),
Mengungkapkan harga yang diharapkan untuk barang yang akan dijual. Anggaran dapat dipersiapkan dengan menggunakan laporan 3, 4, 5, dan 6. Laporan harga pokok penjualan adalah laporan terakhir yang diperlukan sebelum anggaran laporan laba rugi dapat dipersiapkan. Laporan 7 menggunakan anggapan bahwa persediaan awal barang jadi bernilai Rp 1.251
Figur 5.7
PT DAGADU
Anggaran Harga Pokok Penjualan
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2006
                Bahan baku langsung yang digunakan (Laporan 3)*               Rp 22.880
                Tenaga kerja langsung yang digunakan (Laporan 4)                                      6.864
               Overhead(Laporan5)                                                                                  10.012
                Harga pokok produksi yang dianggarkan                                   Rp 39.756
                Barang jadi awal                                                                                                     1.251
                Barang yang tersedia untuk dijual                                                      Rp 41.007
                Barang jadi akhir(Laporan6)                                                                       (1.390)
                 Harga pokok penjualan yang dianggarkan                    Rp 39.617
* Produksi yang dibutuhkan = (5.720 kaos polos x Rp 3 ) + (28.600 ons  tinta x Rp 0,20) 
8.   Anggaran Beban Penjualan dan Administrasi (selling and administrative budget), menguraikan pengeluaran yang direncanakan untuk aktivitas non produksi.
Figur 5. 8
PT DAGADU
Anggaran Beban Penjualan dan Administrasi
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2006

Kuartal


1
2
3
4
Tahun
Penjualan per unit yang direncanakan(Laporan1)
1.000
1.200
1.500
2.000
5.700
Beban penjualan dan administrasi
Per unit variable
x Rp0,10
x Rp0,10
x Rp0,10
x Rp0,10
x Rp0,10
         Total beban variabel
Rp 100
Rp 120
Rp 150
Rp 200
Rp 570
Pengeluaran tetap penjualan dan adm.





        Gaji
Rp1.420
Rp1.420
Rp1.420
Rp1.420
Rp1.420
        Utilitas
50
50
50
50
50
        Iklan
100
200
300
500
1.100
        Penyusutan 
150
150
150
150
600
        Asuransi
-
-
500
-
500
Total beban tetap
Rp1.720
Rp1.820
Rp2.420
Rp2.120
Rp8.080
Total beban penjualan & adm.
Rp1.820
Rp1.940
Rp2.570
Rp2.320
Rp8.650

            Laporan Laba Rugi yang Dianggarkan
            Laba operasional (operational income) tidak sama dengan laba bersih perusahaan. Untuk mendapatkan penghasilan bersih, beban bunga dan pajak harus dikurangkan dari laba bersih.  Pengurangan beban bunga diambil dari anggaran kas yang ditunjukkan dalam Laporan 10. Utang pajak tergantung pada hukum pajak yang berlaku.
Figure 5. 9
PT DAGADU
Laporan laba rugi yang Dianggarkan
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2006
                Penjualan  (Laporan 1)                                                                               Rp 57.000
                Harga Pokok Penjualan (Laporan 7)                                                  (    39.617)
                                Marjin kotor                                                                                    Rp 17.383
                Beban penjualan & administrasi (Laporan 8)                                     (8.650)
                                Laba operasional                                                                           Rp  8.733
                Beban bunga (Laporan 10)                                                                          (60) 
                                Pendapatan sebelum pajak penghasilan                          Rp  8.673
                Pajak penghasilan (Laporan 10)                                                                 (2.550)
                                Laba bersih                                                                                       Rp  6.123






Mempersiapkan Anggaran Keuangan
Anggaran yang tersisa dalam anggaran induk adalah anggaran keuangan. Anggaran keuangan yang biasanya disiapkan adalah :
1.    Anggaran kas
2.    Anggaran neraca
3.   Anggaran untuk pengeluaran modal
1.       Anggaran Kas
            Arus kas adalah darah kehidupan bagi suatu organisasi, anggaran kas adalah salah satu anggaran paling penting dalam anggaran induk. Perusahaan menggunakan anggaran kas untuk mendokumentasikan kebutuhan atas uang tunai, dan juga mengenai kemampuan untuk membayar kembali.
                            Figur 5.10
Anggaran Kas
Saldo awal kas                                                             xxx
Kas yang diterima                                                         xxx +
Kas yang tersedia                                                         xxx
Pengeluaran kas                                                            (xxx)
Minimum saldo kas                                                       (xxx)
Kelebihan (kekurangan) kas                                          xxx
Kas dari pinjaman                                                         xxx
Pembayaran kembali pinjaman                          xxx  -
Saldo minimum kas                                                       xxx+
Saldo akhir kas                                                 xxx

            Bagian pengeluaran kas mendaftar semua pengeluaran kas yang direncanakan periode tersebut. Semua beban yang tidak menyebabkan keluarnya kas, tidak dimasukkan dalam daftar. Garis kelebihan atau kekurangan kas, membandingkan kas yang tersedia dengan kas yang dibutuhkan. Kas yang dibutuhkan adalah total pengeluaran kas plus saldo minimum kas yang dibutuhkan oleh kebijakan perusahaan. Saldo minimum kas hanyalah jumlah terkecil kas yang menurut perusahaan dapat diterima.
Bagian akhir anggaran kas terdiri dari pinjaman dan pembayaran kembali. Jika terdapat suatu kekurangan, bagian ini menunjukkan jumlah yang perlu dipinjam. Ketika kelebihan kas tersedia, bagian ini menunjukkan pembayaran kembali yang direncanakan, termasuk beban bunga.
Contoh ilustrasi anggaran kas, asumsikan hal – hal berikut ini untuk DAGADU :
a. Saldo kas minimum Rp 1.000 dibutuhkan untuk akhir tiap kuartal. Uang dapat dipinjamkan dan dibayar kembali dalam kelipatan Rp1.000. Bunganya adalah 12 % per tahun. Pembayaran bunga dilakukan hanya untuk jumlah pinjaman pokok yang harus dibayar kembali. Semua pinjaman dilakukan pada awal kuartal, dan semua pembayaran kembali dilakukan pada akhir kuartal.
b. Seperempat dari total penjualan adalah tunai kas, 90 persen dari penjualan kredit ditagih dalam kuartal penjualan, dan sisanya 10 persen diambil dalam kuartal berikutnya. Penjualan kuartal keempat tahun 2005 adalah Rp 18.000.
c. Pembelian bahan baku langsung dilakukan secara kredit : 80 % pembelian dibayar pada kuartal pembelian. Sisanya 20% dibayar dalam kuartal berikutnya. Pembelian pada kuartal keempat tahun 2005 adalah Rp 5.000,-
d. Penyusutan yang dianggarkan adalah Rp 540 per kuartal untuk overhead dan Rp 150,- per kuartal untuk beban penjualan dan administrasi (lihat laporan 5 dan 8)
e. Anggaran modal 2006 mengungkapkan rencana untuk membeli tambahan peralatan cetak. Pengeluaran kas untuk peralatan, Rp 6.500 akan dilakukan dalam kuartal pertama. Perusahaan berencana untik membiayai pembelian peralatan dengan kas operasi, dan menambahnya dengan pinjaman jangka pendek sebanyak diperlukan.
f. Pajak penghasilan perusahaan sekitar Rp 2.550, dan akan dibayar pada akhir kuartal keempat (Laporan 9)
g. Saldo awal kas sama dengan Rp 5.200
h. Semua jumlah dalam anggaran dibulatkan ke rupiah terdeka
Figur 5. 10
DAGADU
Anggaran Kas
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2006



Kuartal




1
2
3
4
Tahun
Sumber a
Saldo awal kas
Rp
5.2




g
Penagihan :







Kas penjualan

2.5




b.1
Penjualan kredit :

6.75




b.1
Kuartal berjalan

1.35




b.1
Kuartal sebelumnya

15.8





Total kas yang tersedia
Rp






Dikurangi pengeluaran :







Bahan baku langsung :
Rp
   (3,594)





Kuartal berjalan

   (1,000)




C.3
Kuartal sebelumnya

   (1,272)




C.3
Tenaga kerja langsung

   (1,741)




4
Overhead

   (1,670)




d.5
Penjualan & Adm

 -




d.8
Pajak penghasilan

   (6,500)




f,9
Peralatan
Rp
 (15,777)




e
Total pengeluaran

   (1,000)





Saldo kas minimum
Rp
 (16,777)




a
Total kas yang dibutuhkan







Kelebihan (kekurangan) kas







yang tersedia
Rp
      (977)





Pembiayaan :







Pinjaman

     1,000




a
Pembayaran kembali

-




a
Bunga (b)

-




a
Total pembiayaan
Rp
1





Saldo akhir kas (c)
Rp
1.023






b. Pembayaran bunga adalah 6/12 x 0,12 x Rp 1.000. Oleh karena pinjaman muncul pada awal kuartal dan pembayaran kembali pada akhir kuartal, pembayaran kembali pokok pinjaman terjadi setelah enam bulan.
c. Total kas yang tersedia minus total pengeluaran plus (atau minus) total pembiayaan.
Neraca yang Dianggarkan
Neraca yang dianggarkan tergantung pada informasi yang terkandung dalam neraca saat ini dan yang berada dalam anggaran lain di anggaran induk.
Menggunakan Anggaran untuk Evaluasi Kinerja
1.      Anggaran Statis (static budget ) Adalah anggaran untuk tingkat aktivitas tertentu. Anggaran ini tidak terlalu berguna untuk menyiapkan laporan kinerja.
Anggaplah bahwa penjualan kuartal pertama DAGADU lebih banyak dari yang diperkirakan; total 1.100 kaos terjual bukan 1.000 kaos seperti yang dianggarkan dalan Laporan 1. Oleh karena kenaikan aktivitas penjualan, produksi meningkat di atas tingkat yang direncanakan. Sebagai ganti memproduksi 1.060 unit (Laporan 2), DAGADU memproduksi 1.200 unit kaos berlogo.

Laporan Kinerja Biaya Produksi Kuartalan


SESUNGGUHNYA
DIANGGARKAN
VARIAN
Unit yang diproduksi


             F
B.BBL


             U
B.TKL


             U
Overhead



Variabel :



Perlengakapan


             U
Listrik


             U
Tetap :



Supervisi


              F
Penyusutan



Total


              U


            2.  Anggaran Fleksibel  (flexible budget ),
Adalah anggaran yang memungkinkan suatu perusahaan untuk menghitung perkiraaan biaya dalam suatu tingkat aktivitas. Kunci untuk membentuk anggaran fleksibel adalah pengetahuan atas biaya tetap dan variabel. Anggaran fleksibel adalah kunci untuk memberikan umpan balik secara lebih sering yang dibutuhkan para manajer untuk menerapkan pengendalian dan secara efektif menjalankan rencana perusahaan.
            Anggaran fleksibel adalah alat pengendalian yang sangat bagus karena anggaran ini memungkinkan pihak manajemen untuk menghitung berapa biaya yang seharusnya untuk tingkat output sesungguhnya tersebut.
Dimensi Perilaku Anggaran
Anggaran sering digunakan untuk menilai kinerja para manaer.  Perilaku positif muncul ketika tujuan tiap manajer sejalan dengan tujuan organisasi, dan manajer memiliki penggerak untuk mencapainya.

Umpan Balik Berkala atas Kinerja Para
Manajer perlu mengetahui bagaimana kinerja mereka sejalan dengan berlalunya tahun. Dengan menyediakan laporan kinerja secara berkala, manajer dapat mengambil tindakan korektif, dan untuk mengubah rencana sebagaimana diperlukan.
Insentif Uang dan Bukan Uang 
Insentif adala cara yang digunakan organisasi untuk mempengaruhi manajer agar melakukan lebih banyak usaha dalam mencapai tujuan organisasi. Insentif uang digunakan untuk mengendalikan kecenderungan seorang manajer untuk melalaikan dan membuang-buang sumber daya, dengan menghubungkan kinerja anggaran pada kenaikan gaji, bonus, dan promosi. Insentif bukan uang, termasuk memperkaya pekerjaan (job enrichment), meningkatkan tanggung jawab dan otonomi, program penghargaan non-uang dan lainnya, dapat digunakan untuk meningkatkan sistem pengendalian anggaran.
            3.  Anggaran Partisipatif (participative budgeting)
Memungkinkan para manajer tingkat bawah untuk turut sertad alam pembuatan anggaran. Anggaran ini mengkomunikasikan rasa bertanggung jawab pada para manajer tingkat bawah dan mendorong kreativitas. Peningkatan tanggung jawab dan tantangan yang inheren dalam proses tersebut memberikan insentif non-uang yuang mengarah pada tingkat kinerja yang lebih tinggi.
Anggaran Berdasarkan Aktivitas
Sistem anggaran pada tingkat aktivitas dapat menjadi pendekatan yang berguna untuk mendukung manajemen perbaikan dan proses yang berkelanjutan. Pendekaan anggaran berdasarkan ativitas dapat digunakan untuk menekankan penurunan biaya melalui peniadaan aktivitas yang tidak berguna dan untuk memperbaiki efisiensi aktivitas yang diperlukan.
Anggaran Fleksibel Aktivitas  (activity flexible budgeting ) adalah prediksi berapa biaya aktivitas nantinya jika terdapat perubahan pada output aktivitas. 
Analisis varians dalam suatu kerangka kerja aktivitas memungkinkan perbaikan dalam pelaporan kinerja anggaran tradisional. Hal ini juga meningkatkan kemampuan untuk mengelola aktivitas.