Jumat, 27 Februari 2015

konsep dasar akuntansi manajemen



BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Dalam perencanaan dan pengendalian operasi perusahaan, manajemen puncak memberikan peran bagi para manajer dalam merencanakan pencapaian sasaran organisasi yang kemudian dibuat dalam suatu anggaran. Untuk dapat melaksanakan rencana tersebut, manajemen puncak mengalokasikan sumber daya yang diukur dalam satuan uang. Pusat biaya melaporkan secara berjenjang menurut organisasi hasil pelaksanaan rencana pencapaian sasaran organisasi yang merupakan perannya dalam mencapai tujuan utama perusahaan. Dalam hal ini, sangat di perlukan adanya konsep dasar dalam penetapan biaya dari proses produksi. Sehingga proses produksi menghasilkan pencapaian yang sesuai dengan tujuan perusahaan. Pembebanan biaya pada setiap unit produksi secara akurat, akan mendukung tercapainya tujuan perusahaan.
Merencanakan dan membentuk pusat-pusat biaya pada perusahaannya. Keputusan-keputusan yang dibuat manajer beserta pihak-pihak internal lainnya mempengaruhi hasil-hasil yang akan didapat pada masa yang akan datang. Dalam pengambilan keputusan manajer harus membuat pilihan yang masuk akal diantara alternatif yang ada. Karena pilihan yang akan diambil oleh manajer sangat menentukan kelangsungan hidup perusahaan, sebagian besar kualitas keputusan manajemen mencerminkan kualitas akuntansi dan informasi lain yang diterima oleh manajemen.

B.     Rumusan Masalah
1.      Pembebanan biaya
2.      Biaya Produk dan Jasa
3.      Sistem Akuntansi Manajemen
BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pembebanan Biaya : Penelusuran Langsung (Direct Tracing), Penelusuran Penggerak (Driver Tracing), dan Alokasi (Allocation)
Biaya
Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau dimasa datang bagi organisasi. Biaya di katakan sebagai setara kas karena sumber nonkas dapat ditukar dengan jasa atau barang yang diinginkan. Mengurangi biaya yang dibutuhkan untuk mencapai manfaat tertentu berarti membuat perusahaan menjadi lebih efisien. Akan tetapi biaya harus di kelola dengan strategis.
Selain itu, manajer juga harus memahami apa yang di maksud dengan biaya peluang. Biaya peluang atau kesempatan adalah manfaat yang diserahkan atau dikorbankan ketika satu alternatif dipilih dari beberapa alternatif lainnya. Contohnya, sebuah perusahaan yang bernama PT. SIRA yang bergerak di bidang industry sepatu mungkin memilih untuk menggunakan kas sebesar $50.000 untuk keperluan menambah output produksi perusahaan tersebut dengan perkiraan output pertambahannya sebanyak 1000 unit dengan pangsa pasar yang sama, di bandingkan membuka cabang baru namun dengan pangsa pasar yang sangat menguntungkan dan memberikan keuntungan 20 % dari biaya yang dikeluarkan. Biaya peluang dari modal untuk penambahan output produksi adalah $10.000.
Biaya dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat dimasa depan, pada perusahaan yang berorientasi laba, manfaat masa depan biasanya berarti pendapatan. Jika biaya telah dihabiskan dalam proses menghasilkan pendapatan, maka biaya tersebut dinyatakan kadaluwarsa (expire). Biaya yang kadaluwarsa disebut beban(expenses). Biaya dan harga berkaitan erat, dalam pengertian bahwa harga harus melebihi biaya agar meghasilkan laba yang cukup banyak. Selanjutnya, penurunan harga dapat meningkatkan nilai bagi pelanggan dengan mengurangi pengorbanan pelanggan dan kemampuan menurunkan harga berkaitan dengan kemampuan mengurangi biaya.

Objek Biaya
System akuntansi manajemen dibuat untuk mengukur dan membebankan biaya kepada entitas, yang disebut sebagai objek biaya. Objek biaya dapat berupa apapun, seperti produk, pelanggan, departemen, proyek, aktivitas, dan lain-lain yang digunakan untuk mengukur dan membebankan biaya. Sebagai contoh, jika sebuah rumah sakit ingin menetapkan biaya unit operasi, maka obyek biayanya adalah unit operasi.
Dalam beberapa tahun terakhir, aktivitas muncul sebagai objek biaya yang penting. Aktivitas adalah unit dasar dari kerja yang dilakukan dalam sebuah organisasi dana dapat juga dideskripsikan sebagai kumpulan tindakan dalam suatu organisasi yang berguna bagi para manajer untuk melakukan perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Atau dapat di artikan pula, aktivitas adalah orang-orang dan atau peralatan yang melakukan kerja bagi orang lain. Selain sebagai obyek biaya, aktivitas juga berperan utama dalam pembebanan biaya untuk obyek  biaya lainnya. Oleh sebab itu, aktivitas adalah unit dasar kerja yang dibutuhkan dalam sebuah organisasi, dan dapat juga digambarkan sebagai suatu pengumpulan tindakan dalam suatu organisasi yang berguna bagi para manajer untuk melakukan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.

Keakuratan Pembebanan
Keakuratan tidak dievaluasi berdasarkan pengetahuan tentang biaya yang “sebenarnya”. Keakuratan adalah suatu konsep yang relative, dan harus dilakukan dengan wajar serta logis terhadap penggunaan metode pembebanaan biaya. Tujuannya adalah untuk mengukur dan membebankan biaya terhadap sumber daya yang dikonsumsi oleh objek biaya sebaik mungkin. Contohnya, PT SIRA ingin mengetahui biaya yang dikeluarkan untuk penyediaan bahan baku yang di pasok sendiri oleh perusahaan. Dalam proses pengambilan bahan baku tersebut dari sumbernya dengan biaya angkut bahan, upah pekerja tidak langsung dan biaya lainnya sebesar  di perkirakan sebesar $200. Padahal perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama memperoleh bahan baku dengan biaya sebesar $190. Hal ini menunjukkan bahwa telah adanya distorsi pada pembebanan biaya untuk bahan baku.
Pembebanan biaya yang terdistorsi dapat menghasilkan keputusan yang salah dan evaluasi yang buruk. Menetapkan hubungan sebab akibat antara biaya yang dibebankan dan objek biaya adalah kunci untuk membuat pembebanan biaya secara wajar dan akurat.

·     Ketertelusuran
Hubungan antara biaya dan objek biaya harus digali untuk membantu  meningkatkan keakuratan pembebanan biaya. Biaya dapat berkaitan dengan objek biaya secara langsung maupun tidak langsung. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang tidak dapat dengan mudah dan akurat dilacak sebagai objek biaya. Biaya langsung ( direct cost) adalah biaya yang dengan mudah dan akurat ditelusuri sebagai objek biaya. “Ditelusuri dengan mudah” berarti biaya dapt dibebankan dengan cara yang layak secara ekonomi, sedangkan “ditelusuri dengan akurat” berarti biaya dapat dibebankan dengan menggunakan hubungan sebab-akibat. Jadi, Ketelusuran adalah kemampuan untuk membebankan biaya ke objek biaya dengan cara yang layak secara ekonomi berdasarkan hubungan sebab akibat. Semakin besar biaya yang dapat ditelusuri ke objeknya, semakin akurat pembebanan biayanya. Ketelusuran adalah unsur utama dalam pengembangan pembebanan biaya yang akurat.
            Suatu jenis biaya tertentu mungkin saja digolongkan, baik secara biaya langsung maupun biaya tidak langsung. Sistem akuntansi manajemen umumnya berurusan dengan banyak objek biaya. Semua bergantung pada objek biaya yang menjadi acuan. Sebagai contoh, jika rumah sakit merupakan obyek biaya, maka biaya pemanas dan pendingin ruang rumah sakit adalah biaya langsung. Akan tetapi, jika objek biayanya adalah produk yang dihasilkan oleh rumah sakit tersebut, maka biaya utilitis ini merupakan biaya tidak langsung.
·     
Metode Penelusuran
Ketertelusuran berarti biaya dapat dibebankan de ngan mudah dan akurat , sedangkan penelusuran (tracing) berarti pembebanan akutual biaya pada objek biaya dengan menggunakan ukuran yang dapat diamati atas sumber daya yang dikonsumsi oleh objek biaya. Penelusuran biaya ke objek biaya dapat terjadi melalui salah satu dari dua cara berikut: (1) penelusuran langsung(drect tarcing) yaitu suatu proses pengidentifikasian dan pembebanan biaya yang berkaitan secara khusus dan fisik dengan suatu objek dan biasanya dikerjakan dengan pengamatan secara fisik. Contohnya perusahaan yang memasuk bahan baku sendiri dengan biaya $200. Bahan baku merupakan objek biaya yang langsung dapat di telusuri kepada PT SIRA. Idealnya, semua biaya harus dibebankan pada objek biaya dengan menggunakan penelusuran langsung. Sayangnya, objek biaya bukan merupakan pengguna sumber daya satu-satunya. Dalam kasus ini, kita menggunakan penelusuran penggerak untuk membebankan biaya.
Penelusuran penggerak (driver tracing) yaitu penggunaan penggerak untuk membebani biaya ke objek biaya. Dalam konteks pembebanan biaya, penggerak adalah faktor penyebab yang dapat diamati dan yang mengukur konsumsi sumber daya objek biaya. Oleh karena itu penggerak adalah faktor yang menyebabkan perubahan dalam penggunaan sumber daya, dan memiliki hubungan sebab akibat dengan biaya yang berhubungan dengan objek biaya. Penelusuran penggerak biasanya kurang akurat dibandingkan penelusuran langsung. Akan tetapi jika hubungan sebab akibatnya kuat, maka dapat diperkirakan adanya tingkat keakuratan yang lebih tinggi. Salah satu contoh adalah jumlah jam kerja pemeliharaan peralatan. Biaya yang di keluarkan sesuai dengan jumlah jam kerja pemeliharaannya. Dengan penelusuran penggerak yang sebenarnya perlu di hubungkan sebab-akibat pada objek biaya peralatan. Sehingga biaya yang seharusnya di bebankan kepada biaya tersebut dapat di ketahui.
Penelusuran penggerak dapat menghasilkan pembebanan biaya yang kurang akurat daripada penelusuran langsung. Perhatian yang lebih penting adalah situasi saat objek biaya bukan merupakan pemakai sumber daya satu-satunya, dan tidak ada hubungan sebab-akibat yang dapat di tetapkan (atau adanya kendala biaya jika menggunakan hubungan sebab-akibat).
·     
Membebankan Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung adalah biaya-biaya yang tidak dapat dibebankan ke objek-objek biaya, baik menggunakan penelusuran langsung maupun penggerak. Hal ini berarti bahwa tidak ada hubungan sebab akibat antara biaya dengan objek biaya atau penelusuran tidak layak dilakukan secara ekonomis. Pembebanan biaya tidak langsung ke objek biaya disebut alokasi. Oleh karena itu tidak terdapat hubungan sebab akibat. Contohnya adalah biaya penjahitan sepatu kulit dan tas kulit. Untuk melihat hubungan penyebab tentu sulit maka untuk mengalokasikan biaya dilakukan dengan proporsi terhadap penggunaan jam tenaga kerja. Pengalokasian biaya tidak langsung didasarkan pada kemudahan atau beberapa asumsi yang berhubungan. pembebanan biaya tidak langsung pada objek biaya secara arbitrer mengurangi keakuratan pemebebanan biaya secara keseluruhan. Oleh sebab itu, kebijakan perhitungan biaya yang terbaik mungkin hanya membebankan biaya(yang ditelusuri) langsung pada objek biaya. Akan tetapi, alokasi biaya tidak langsung mungkin bermanfaat untuk tujuan lain di samping keakuratan.
·     
Ikhtisar Pembebanan Biaya
Keakuratan penelusuran penggerak tergantung pada kualitas hubungan sebab akibat yang digambarkan oleh penggerak. Pengidentifikasian penggerak dan penilaian kualitas dari hubungan sebab akibat, jauh lebih besar biayanya dibandingkan dengan penelusuran langsung atau alokasi. Salah satu keunggulan alokasi adalah kemudahan dan rendahnya biaya implementasi. Akan tetapi, alokasi adalah metode yang tingkat keakuratan pembebanan biayanya paling rendah, dan penggunaannya harus seminimal mungkin (sedapat mungkin dihindari).

B.    Biaya Produk dan Jasa

Biaya yang Berbeda untuk Tujuan Berbeda
Harga pokok produk atau biaya produk (product cost) adalam pembebanan biaya yang mendukung tujuan manajerial yang spesifik. Arti “biaya produk” bergantung pada tujuan manajerial yang sedang berusaha dicapai. Hal ini mengilustrasikan prinsif manajemen biaya yang fundamental, yaitu “biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda”.
            Rantai nilai internal perusahaan adalah seperangkat aktivitas yang dibutuhkan untuk mendesain , mengembangkan, memproduksi, memasarkan, mendistribusikan dan melayani produk. Rantai nilai biaya produk diperoleh dengan membebankan biaya pada serangkaian aktivitas yang mendefinisikan rantai nilai, kemudian membebankan biaya dari berbagai aktivitas itu pada produk.

Biaya Produk dan Pelaporan Keuangan Eksternal
Biaya dibagi menjadi 2 yaitu biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya nonproduksi adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi perencanaan, pengembangan, pemasaran, distribusi, layanan pelanggan, dan administrasi umum. Biaya nonproduksi sering dibagi dalam dua kategori umum :  biaya penjualan yang mencakup biaya pemasaran, distribusi dan layanan pelanggan; dan biaya administrasi yang mencakup biaya desain, pengembangan , dan administrasi umum.
            Untuk barang berwujud, biaya produksi dan nonproduksi sering disebut sebagai biaya manufaktur dan nonmanufaktur. Biaya produksi dapat dikalsifikasikan lebih lanjut sebagai bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Dalam pelaporan keuangan eksternal, hanya ketiga elemen ini yang dapat dibebankan pada produk.
1.      Bahan langsung
Bahan langsung adalah bahan yang dapat ditelusuri secara langsung pada barang atau jasa yang sedang di produksi. Biaya bahan ini dapat langsung dibebankan pada produk.
2.      Tenaga kerja langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri secara langsung pada baranag atau jasa yang sedang diproduksi. Pengamatan secara langsung dapat di lakukan dalam hal ini.


3.      Overhead
Overhead semua biaya selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Pada perusahaan manufaktur, overhead juga dikenal sebagai beban pabrik atau overhead manufaktur.

Biaya utama dan konversi
Kombinasi dari berbagai biaya produksi mengarah pada konsep biaya konversi dan biaya utama. Biaya utama adalah jumlah dari biaya  bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya konversi adalah jumlah dari biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Untuk perusahaan manufaktur, biaya konversi bisa di interpretasikan sebagai biaya untuk mengonversi bahan baku menjadi produk akhir.

Biaya penjualan dan Administrasi  
Untuk pelaporan keuangan eksternal, biaya penjualan dan administrasi disebut sebagai biaya yang tidak dapat diinventarisasi atau biaya periode. Jadi, biaya ini tidak ada satupun yang dapat dibebankan pada produk atau muncul sebagai bagian dari nilai persediaan yang dilaporkan pada neraca. Biaya yang diperlukan untuk memasarkan,mendistribusikan dan melayani produk atau jasa merupakan biaya pemasaran (penjualan). Sedangkan biaya yang berkaitan dengan penelitian, pengembangan dan administrasi umum pada organisasi yang tidak dapat dibebankan pada pemasaran ataupun produksi, dibebankan sebagai biaya administrasi.

Laporan Keuangan Eksternal
Laporan Laba Rugi: Perusahaan Manufaktur
Pemasukan yang dihitung menurut klasifikasi fungsional sering disebut sebagai perhitungan pemasukan biaya absorpsi (full costing) karena semua biaya manufaktur dibebankan ke produk. Menurut perhitungan biaya absorpsi, beban dipisahkan menurut fungsi dan kemudian dikurangi dari pendapatan untuk menghasilkan laba sebelum pajak. Harga pokok penjualan adalah biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung dan overhead yang melekat pada unit yang terjual. Untuk menghitung harga pokok penjualan, pertama-tama harga pokok produksi perlu di tentukan.
Contoh : perhitungan harga pokok produksi
 
Contoh : laporan rugi/laba perusahaan manufaktur

Laporan Laba Rugi: Perusahaan Jasa
Pada perusahaaan jasa, perhitungan biaya jasa yang terjual berbeda dari biaya penjualan dalam perusahaan manufaktur. Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan awal dan akhir barang serta tidak memiliki persediaan barang jadi karena tidak mungkin menyimpan jasa.

C.   Jenis-jenis Sistem Akuntansi Manajemen: Gambaran umum Singkat
Sistem Akuntansi FBM & ABM
Sistem akuntansi manajemen diklasifikasikan sebagai system berdasarkan fungsi (functional based management / FBM) dan berdasarkan aktivitas (activity based management ABM). Jantung atau elemen pusat dari model FBM adalah fungsi, sementara elemen model ABM adalah aktivitas.
·      - Tinjauan biaya FBM, biaya-biaya sumber daya dibebankan ke unit-unit fungsioanal dan kemudian ke produk.
·        - Tinjauan biaya ABM, biaya dilacak untuk aktivitas dan kemudian ke produk.
·         -Tinjauan efisiensi operasional FBM, penyediaan informasi untuk perencanaan dan pengendalian adalah tujuan lainnya dari akuntansi manajemen. Untuk mengendalikan pembembanan biaya untuk unit organisasional dan kemudian menuntut tanggung jawab unit manajerorganisasional untuk pengendalian biaya yang dibebani.
·         -Tinjauan efisiensi operasional ABM, manajemen berdasarkan aktivitas fokus pada aktivitas manajemen dengan tujuan memperbaiki nilai yang diterima oleh pelanggan dan profit yang diterima dengan menyediakan nilai ini.
Berdasarkan fungsi
Berdasarkan aktivitas
1.        Penggerak berdasarkan unit
2.        Intensif dalam pengalokasian
3.        Perhitungan harga pokok produk secara sempit dan kaku
4.     Berfokus pada pengelolaan biaya
5.     Informasi aktivitas sedikit
6.        Maksimalisasi kinerja unit individual
7.        Penggunaan ukuran keuangan untuk kinerja
1.                      1. Penggerak berdasarkan unit dan nonunit
2. Intensif dalam penelusuran
3. Perhitungan harga pokok produk secara luas dan fleksibel
4. berfokus pada aktivitas
5. Informasi aktivitas terperinci
6.     Maksimalisasi kerja seluruh sistem
7.   Penggunaan ukuran keuangan dan non keuangan untuk kinerja


Pilihan dari Sistem Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas menawarkan keuntungan yang berarti, termasuk memperbaiki keakuratan pembiayaan produk, memperbaiki pengambilan keputusan, meningkatkan perencanan trategis, dan kemampuan yang lebih baik dalam mengelola aktivitas.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
            Biaya dibebankan pada objek biaya, seperti produk, proyek pabrik, dan pelanggan. Tiga metode pembebanan biaya, yaitu penelusuran langsung, penelusuran penggerak, dan alokasi. Penelusuran langsung dan penelusuran penggerak lebih akurat karena didasarkan pada hubungan sebab-akibat. Penelusuran langsung bergantung pada pengamatan secara fisik untuk membebankan biaya. Penelusuran penggerak bergantung pada penggunaan factor-faktor penyebab yang disebut penggerak untuk membebankan biaya. Alokasi bergantung pada hubungan yang di asumsikan dan kemudahan membebankan biaya.
            Produk terdiri dari dua, yaitu produk berwujud dan jasa. Harga pokok produk (biaya produk) didefinisikan sebagai biaya yang dibebankan pada produk yang memnuhi tujuan manajerial tertentu. Dalam perusahaan manufaktur, harga pokok produksi harus di hitung, berbeda dengan pada perusahaan jasa yang tidak mengharuskan hal tersebut. Selain itu, dalam perusahaan manufaktur, terdapat berbagai sistem akuntansi manajemen yang memiliki 2 klasifikasi yaitu yang berdasarkan fungsi dan aktivitas.






DAFTAR PUSTAKA
Hansen D.R. dan M.M. Mawon. 2007. Akuntansi Manajerial edisi 7 atau 8. Jakarta:
                Salemba empat atau Erlangga.
http://estrijuwanita.blogspot.com/2013/12/resume-konsep-dasar-akuntansi-manajemen.html

makalah perilaku biaya aktivitas



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
 Akuntansi manajemen terus berubah dan menyesuaikan dengan perubahan-perubahan dalam sector manufaktur dan jasa di dunia bisnis saat ini. Salah satu penyesuaian yang signifikan adalah perkembangan manajemen berdasarkan aktivitas. Pengaruh model manajemen berdasarkan aktivitas atas akuntansi manajemen sangatlah besar, yaitu menyebarkan penerimaan dan praktik konsep-konsep aktivitas berdasarkan konsep-konsep metode berdasarkan aktivitas dalam kerangka yang terintegrasi dan komprehensif.
Makalah ini akan membahas mengenai perilaku biaya aktivitas, karena biaya-biaya ini penting untuk mempersiapkan laporan keuangan eksternal. Biaya-biaya yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut diatur berdasarkan fungsi. Oleh karena itu, semua biaya perusahaan dimasukkan ke dalam satu dari tiga katagori yaitu biaya produksi atau manufaktur (dalam akun harga pokok penjualan), biaya pemasaran, dan biaya administrasi, tetapi pengelompokan data berdasarkan fungsional tidak membantu dalam penyusunan anggaran, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Untuk itu diperlukan suatu pemahaman atas perilaku biaya.

     B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja dasar-dasar perilaku biaya?
2.     Bagaimana hubungan aktivitas, penggunaann sumber daya, dan perilaku   biaya?
3.      Bagaimana metode untuk memisahkan biaya campuran ke dalam komponen biaya tetap dan biaya variable?
4.      Bagaimana keandalan rumus biaya?
5.      Apa yang dimaksud dengan regresi berganda pada perilaku biya?
6.      Bagaimana penilaian manajerial terhadap perilaku biaya?


BAB II
PEMBAHASAN
A.   Dasar-dasar Perilaku Biaya
 Perilaku biaya adalah cara biaya berubah dalam hubungannya dengan perubahan penggunaan aktivitas atau dengan kata lain perilaku biaya adalah istilah untuk menggambarkan apakah biaya berubah seiring dengan perubahan output. Biaya-biaya bereaksi pada perubahan output dengan berbagai macam cara yaitu:
1.      Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap sama ketika keluaran berubah atau lebih formalnya biaya yang dalam jumlah total tetap konstan dalam rentang yang relevan ketika tingkat output aktivitas berubah. Rentang yang relevan adalah rentang output di mana asumsi hubungan biaya/output berlaku.
          Perhatikan grafik biaya tetap di bawah ini. Dalam rentang yang relevan, perilaku biaya tetap ditunjukkan dengan garis horizontal. Secara nyata garis ini menunjukkan biaya  tidak berubah ketika tingkat keluaran bervariasi. Perhatikan bahwa jumlah biaya tetap tidak bergantung pada ukuran keluaran.
Contoh biaya tetap seperti  biaya listrik, biaya penyusutan, biaya sewa gedung.
2.      Biaya variabel
Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang dalam jumlah keseluruhan  bervariasi secara proporsional atau sebanding dengan perubahan keluaran. Jadi, biaya variabel naik dan akan turun ketika keluaran turun. Persamaan linier untuk biaya campuran adalah sebagai berikut :
Rumus total biaya variabel = biaya variabel per unit x  jumlah unit
Aktivitas :
Untuk menghasilkan 1 unit produk diperlukan biaya bahan baku sebesar Rp. 500,- berdasarkan data tersebut biaya bahan baku total untuk beberapa tingkatan produksi adalah sebagai berikut :
Hubungan antara biaya bahan baku total dengan volume produksi tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut : 


Keterangan Grafik :
-         Jika volume yang diproduksi 100 unit, maka biaya bahan baku total adalah Rp. 50.000,- jika volume produksi bertambah menjadi 200 unit, maka biaya bahan baku total bertambah menjadi Rp. 100.000. Demikian seterusnya
-         biaya bahan baku total akan selalu berubah secara sebanding dengan perubahan volume produksi (yaitu setiap perubahan satu unit volume produksi akan berpengaruh terhadap biaya bahan baku sebesar Rp. 500,-).
-         Dari contoh diatas, biaya bahan baku total selalu berubah sebanding dengan perubahan volume produksi, akan tetapi biaya bahan baku setiap unit produk jumlahnya tetap (tidak berubah) pada setiap tingkat volume produksi.
-         Perhatikan bahwa kurva biaya variabel adalah sebuah garis lurus yang dimulai dari titik pangkal. Pada nol unit yang diproduksi, jumlah biaya variabel adalah nol. Akan tetapi ketika unit yang diproduksi meningkat, jumalh biaya variabel juga meningkat.
Contoh jenis biaya ini antara lain : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, sebagian biaya overhead pabrik (seperti : penyusutan aktiva tetap pabrik yang dihitung berdasarkan jumlah unit produksi), komisi penjualan (retribusi) yang ditentukan berdasarkan persentase tertentu dari hasil penjualan dan sebagainya.
3.      Biaya campuran
Biaya campuran adalah biaya yang memiliki komponen biaya tetap dan biaya variabel sekaligus. Contoh : gaji dan bonus penjualan untuk bagian marketing. Persamaan linier untuk biaya campuran adalah sebagai berikut :
Rumus total biaya = biaya tetap + total biaya variabel

Mengklasifikasikan Biaya Sesuai dengan Perilaku
Untuk dapat mengklasifikasikan biaya sesuai dengan perilakunya maka diperlukan berbagai pertimbangan atas dasar:
 Batasan  Waktu
Menentukan apakah suatu biaya merupakan biaya tetap atau biaya variable bergantung pada batasan waktu, tetapi batasan ini bersifat subjektif, tergantung dari prespektif tiap-tiap manajer. Dalam ilmu ekonomi dalam jangka panjang semua biaya merupakan biaya variabel sedangkan dalam jangka pendek minimal ada satu biaya tetap.
Contoh : perbedaan perspektif manajemen terhadap biaya tenaga kerja, ada yang memandang sebagai biaya variabel karena dapat memberhentikan dan mempekerjakan karyawan sesuai dengan kenaikan atau penurunan output. Tetapi ada juga yang dipandang sebagai biaya tetap karena adanya kontrak yang membuat pihak manajemen tidak bias seenaknya memberhentikan karyawan.
 Sumber daya dan ukuran output
`           Setiap aktivitas memerlukan sumber daya, sumber daya ini kemudian digabungkan dan diolah untuk menghasilkan output. Salah satu bentuk untuk mengukur output adalah frekuensi dilakukannya aktivitas tersebut. Semakin sering frekuensi melakukan aktivitas, semakin besar pula biayanya.
Istilah lain untuk pengukuran output adalah penggerak. Untuk dapat memahami perilaku biaya perlu menentukan aktivitas yang dilakukan dan penggerak yang terkait, yang  berfungsi sebagai pengukur kapasitas atau penggerak aktivitas. Penggerak aktivitas ini dibagi menjadi:
i.  Penggerak tingkat produksi (tingkat unit) adalah perubahan dalam biaya ketika unit yang diproduksi berubah. Contoh: biaya pemakaian bahan baku.
ii.  Penggerak tingkat non unit adalah perubahan dalam biaya ketika factor-faktor lain (selain unit) berubah. Contoh: biaya penyusutan mesin.

B.    Aktivitas, Penggunaan Sumber Daya, dan Perilaku Biaya
Kapasitas adalah kemampuan actual atau potensial untuk melakukan sesuatu. Berapa banyaknya kapasitas tergantung pada tingkat kinerja yang diminta. Tingkat yang efisien atas kinerja aktivitas ini disebut kapasitas praktis (practical capacity). Kadang-kadang terjadi kelebihan kapasitas. Untuk mengetahui kelebihan kapasitas yang mempengaruhi perilaku biaya penting untuk mengetahui sumber daya fleksibel dan sumber daya terikat.
 Sumber daya fleksibel
            Sumber daya fleksibel yaitu sumber daya yang dipasok saat digunakan atau dibutuhkan. Oleh karena itu biaya sumber daya fleksibel merupakan biaya variable. Sumber daya ini diperoleh dari pihak luar dan tidak membutuhkan komitmen jangka panjang untuk membeli sejumlah sumber daya tertentu. Dengan demimkian, jumlah sumber daya yang dipasok sama dengan jumlah yang diminta. Contoh : biaya bahan baku dan energi.
 Sumber daya terikat
                       Sumber daya terikat yaitu sumber daya yang harus ada sebelum dibutuhkan. Oleh karena itu sumber daya terikat merupakan biaya tetap. Sumber daya ini dipasok sebelum penggunaan; mereka didapat dengan menggunakan kontrak eksplisit atau implisit untuk memperoleh sejumlah sumber daya tertentu, tanpa memandang apakah jumlah sumber daya yang tersedia digunakan secara penuh atau tidak. Contoh : gedung. Dalam jangka yang lebih pendek dikenal dengan biaya diskresi, biaya ini terjadi karena adanya perolehan kapasitas aktivitas jangka pendek. Contoh : biaya iklan.
Perilaku Biaya Bertahap (Step Cost)
Dalam pembahasan perilaku biaya perilaku biaya diasumsikan bahwa biaya bersifat kontinu, padahal dalam kenyataannya fungsi biaya tidaklah kontinyu yang dikenal dengan fungsi biaya bertahap. Biaya bertahap menampilkan tingkat biaya yang konstan untuk rentang output tertentu dan pada titik tertentu naik ke tingkat biaya yang lebih tinggi dimana biaya tersebut tidak berubah untuk rentang output yang sama. Lebar dari tiap tahap menunjukkan rentang output yang mengharuskan diperolehnya sumber daya tersebut, sedangkan penilaian rentang juga bersifat subjektif. Rentang yang sempit akan menjadi biaya variabel, sedangkan rentang yang lebar merupakan biaya tetap.

C.   Metode-Metode untuk Memisahkan Biaya Campuran Menjadi Komponen-Komponen Tetap dan Variabel
Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya campuran perlu dipisahkan ke dalam komponen-komponen tetap dan variabel. Ada tiga metode yang digunakan secara luas untuk memisahkan biaya campuran menjadi komponen tetap dan variabel., yaitu metode tinggi rendah, metode scatterplot, dan metode kuadrat terkecil. Masing-masing metode menggunakan asumsi hubungan linear. Oleh sebab itu, konsep linearitas perlu di tinjau kembali sebelum metode-metode tersebut di bahas secara lebuh mendalam.
Asumsi Linearitas
Definisi biaya variabel mengasumsikan hubungan linier antara biaya aktivitas dan penggerak aktivitas terkait. Ahli ekonomi biasanya berargumen bahwa biaya variabel meningkat dengan laju yang menurun sampai pada volume tertentu, dan biaya tersebut naik dengan laju yang meningkat mulai pada titik itu.Jika asumsi hubungan linier dugunakan, maka masalah utamanya adalah seberapa baik asumsi ini memperkirakan fungsi biaya yang mendasarinya. Rentang yang relevan adalah rentang keluaran dimana hubungan biaya  yang diasumsikan adalah valid. Dalam hal ini, validitas mengacu pada seberapa dekat fungsi biaya linier memperkirakan fungsi yang mendasarinya.

1.      Metode Tinggi Rendah
Metode tinggi rendah adalah suatu metode untuk menentukan persamaan suatu garis lurus dengan terlebih dahulu memilih dua titik (titik tinggi dan rendah) yang akan digunakan untuk menghitung parameter pemintas dan kemiringan. Titik tinggi di definisikan sebagai titik dengan tingkat output atau aktivitas tertinggi. Titik rendah di definisikan sebagai titik dengan tingkat output atau aktivitas terendah.
Persamaan untuk penentuan biaya variabel per unit dan biaya tetap adalah sebagai berikut:
Biaya variabel per unit = perubahan biaya / perubahan output
Biaya variabel per unit =   (biaya tinggi – biaya rendah)
(output tinggi – output  rendah)
  Biaya tetap = biaya total titik tinggi – (biaya variabel per unit x output tinggi)
  Biaya tetap = biaya total titik rendah (biaya variabel per unit x output rendah)
Perhatikan bahwa komponen biaya tetap dihitung dengan menggunakan jumlah biaya dari titik tinggi atau terendah.
            Metode tinggi rendah memiliki keunggulan objektivitas. Dua orang yang menggunakan metode tinggi rendah pada suatu data tertentu akan menghasilkan jawaban yang sama. Selain itu, metode tinggi rendah memungkinkan manajer untuk mendapatkan ketetapan yang tepat mengenai hubungan biaya hanya dengan menggunakan dua titik. Namun biasanya metode tinggi rendah tidak seakurat metode-metode lain.

2.      Metode Scatterplot
Metode scatterplot adalah suatu metode penentuan persamaan suatu garis dengan memplot data dalam suatu grafik. Langkah pertama dalam menerapkan metode scatterplot adalah memplot titik-titik data sehingga hubungan antara biaya penyetelan dan aktivitas dapat dilihat. Plot ini disebut dengan grafik scatter. Salah satu tujuan grafik scatter adalah melihat apakah asumsi hubungan linier wajar atau tidak. Selain itu, beberapa titik yang tampaknya tidak cocok dalam pola umum perilaku biaya mungki  terungkap dengan mengamati grafik scatter. Grafik scatter dapat membantu memberikan pengetahuan tentang hubungan antara biaya dan penggunaan aktivitas, bahkan  memungkinkan seseorang untuk secara visual menyesuaikan suatu garis dengan titik-titik dalam grafik scatter. Dalam melakukan hal ini, garis yang dipilih seharusnya adalah garis yang paling sesuai dengan titik-titik tersebut. Keunggulan signifikan metode scatterplot adalah memungkinkan kita untuk melihat data secara visual. Sedangkan kelemahannya adalah tidak adanya kriteria objektif untuk memilih garis terbaik. Contoh grafik scatter :
3.      Metode Kuadrat Terkecil
Kedekatan setiap titik pada garis dapat diukur dengan jarak vertikal titik dari garis. Jarak vertikal ini adalah perbedaan antara biaya aktual dengan biaya yang diprediksi oleh garis. Untuk titik 5, biaya yang diprediksi adalah 5*, dan deviasinya adalah jarak antara titik 5 dan 5* (jarak dari titik ke garis).
Metode kuadrat terkecil pertama-tama mengkuadratkan setiap deviasi dan kemudian menjumlahkan deviasi yang dikuadratkan tersebut sebagai ukuran kedekatan keseluruhan. Pengkuadratan deviasi ini menghindari masalah yang disebabkan oleh bauran angka positif dan negatif.  Karena ukuran kedekatan adalah jumlah deviasi kuadrat titik-titik dari garis, maka semakin kecil ukurannya, semakin baik garisnya. Garis yang lebih mendekati titik disbanding garis lainnya disebut garis kesesuaian terbaik, yaitu garis dengan jumlah kuadrat deviasi terkecil.

Penggunaan Program Regresi
            Langkah pertama dalam penggunaan komputer untuk menghitung koefisien regresi adalah memasukkan data. Selanjutkan jalankan regresi, dalam Excel fungsi regresi terdapat dalam menu “tools”, kemudian pilih “add in” dan tambahkan “data analysis” klik dan pilih “regression”. Ketika layar regression muncul, kita dapat memberitahu letak variabel terikat dan bebas. Terakhir beri perintah pada computer di mana meletakkan output. Dengan menggunakan prediksi ini sebagai standar, garis scatterplot adalah garis yang paling dekat dengan garis kuadrat terkecil.

 Keandalan Rumus Biaya
 Kegunaan utama yaitu terletak pada kemampuannya menginformasikan seberapa jauh rumus biaya yang diperkirakan dapat diandalkan. Meskipun keluaran menyediakan informasi berguna lainnya untuk menialai keandalan statistic, kita hanya akan melihat gooness of fit. Ukuran ini penting karna metode kuadrat terkecil mengidentifikasi garis yang paling sesuai, tetapi tidak mengungkapkan seberapa baik kesesuain tersebut. Garis yang paling sesuai mungkin bukan garis yang terbaik dan ungkin tidak dapat memprediksi biaya yang baik.

R Kuadrat – Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi atau R kuadrat adalah persentase variabilitas variabel terikat yang dijelaskan oleh suatu variabel bebas. Persentase ini merupakan ukuran goodness of fit. Semakin tinggi persentase variabilitas biaya yang dijelaskan, semakin baik garisnya. Karena koefisien determinasi tersebut merupakan persentase variabilitas yang dijelaskan, nilainya berkisar antara 0-1.
            Tidak ada batasan yang jelas untuk koefisien determinasi yang baik dan buruk. Yang pasti, semakin dekat R kuadrat ke-1, semakin baik garisnya.

Koefisien Korelasi
            Ukuran alternatif untuk goodness of fit adalah koefisien korelasi, yaitu akar dari koefisien determinasi. Karena akar dapat bernilai negatif, nilai koefisien korelasinya dapat berkisar antara -1 dan +1. Jika koefisien korelasinya positif, maka kedua variabelnya bergerak menuju arah yang sama dan terdapat korelasi positif. Korelasi positif sempurna akan menghasilkan nilai 1 untuk koefisien korelasi. Di lain pihak, jika koefisien korelasinya negatif, maka kedua variabel bergerak menuju arah yang dapat diprediksi, tetapi berlawanan arah. Korelasi negatif sempurna akan menghasilakan koefisien korelasi sebesar -1. Nilai koefisien yang mendekati nol mengidentifikasi tidak adanya korelasi
D.   Regresi Berganda
Regresi berganda (multiple regresssion) adalah kuadrat terkecil yang digunakan untuk membuat suatu persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel penjelas. Karna perhitungan yang diperlukan untuk regresi berganda sangat rumit, penggunaan computer diperlukan.

E.    Penilaian Manajerial
            Pertimbangan manajerial merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan perilaku biaya. Pertimbangan manajerial merupakan metode paling luas yang digunakan. Metode ini memiliki banyak bentuk. Secara sederhana beberapa manajer menentukan biaya aktivitas tertentu menjadi kategori tetap dan lainnya menjadi kategori variabel, tanpa menghiraukan kemungkinan biaya campuran. Daya tarik dari metode ini terletak pada kesederhanaannya. Sebelum memilih metode ini, manajemen berupaya memastikan sebagian besar biaya adalah variabel atau tetap dan keputusan yang dibuat tidak terlalu sensitif terhadap kesalahan pengklasifikasian biaya.
            Kemungkinan lain adalah manajemen mengidentifikasi biaya campuran dan membagi biaya-biaya ini dalam komponen tetap dan variabel dengan memutuskan bagian biaya yang merupakan biaya tetap dan variabel. Sebagai contoh, suatu pabrik dapat memasukkan pembayaran sewa mesinn fotokopi dalam satu akun dan biaya kertas dan tinta ke akun lainnya. Dengan demikian, akan mudah untuk mengelompokkan akun pembayaran sewa dengan akun-akun biaya tetap lainnya, dan memperlakukan biaya variabel secara terpisah. Kemudian, komponen variabel dapat dihitung dengan menggunakan satu atau lebih data biaya/ volume. Hal ini memiliki keunggulan akuntansi untuk biaya campuran, tetapi rentan terhadap jenis kesalahan, yaitu manajemen mungkin saja salah dalam penilaiannya.
            Kemungkinan terakhir adalah manajemen menggunakan pengalaman dan pertimbangan mereka untuk memperbaiki hasil estimasi statistik. Keunggulan dari penggunaan pertimbangan manajerial untuk memisahkan biaya tetap dan variabel terletak pada kesederhanaannya. Saat manajer memiliki pengetahuan yang mendalam tentang perusahaan dan pola biayanya, metode ini dapat memberikan hasil yang baik. Akan tetapi, kesalahan akan terjadi jika manajer tidak memiliki pertimbangan yang baik. Oleh karena itu, mempertimbangkan pengalaman manajer, potensi kesalahan, dan pengaruh pertimbangan yang salah terhadap keputusan terkait merupakan hal yang penting.





























BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
                  Perilaku biaya adalah cara biaya berubah dalam hubungannya dengan perubahan penggunaan aktivitas. Waktu merupakan salah satu faktor penting dalam penentuan perilaku biaya. Biaya variabel merupakan biaya yang meningkat secara proporsional dengan peningkatan aktivitas. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah jumlah totalnya ketika penggunaan aktivitas berubah, sedangkan biaya campuran merupakan biaya yang mempunyai komponen tetap dan variabel.
Model penggunaan sumber daya meningkatkan pemahaman tentang perilaku biaya. Sumber daya yang diperoleh sebelum penggunaan dikatagorikan sebagai beban terikat, sedangkan sumber daya yang diperoleh pada saat digunakan dan dibutuhkan disebut sumber daya fleksibel. Dikenal juga biaya diskresi yang cenderung merupakan biaya tetap. Sumber daya juga dapat diperoleh dalam rentang tertentu, jika rentang sempit maka merupakan fungsi biaya variabel, sedangakan rentang lebar menunjukkan biaya tersebut merupakan biaya tetap.
Terdapat tiga metode untuk memisahkan biaya campuran. Metode tinggi rendah bersifat objektif dan sederhana tetapi tidak merepresentasikan hubungan biaya yang sebenarnya. Metode scatterplot baik dalam mengidentifikasikan nonlinearitas, adanya outlier dan adanya pergeseran dalam hubungan biaya, kelemahannya adalah bersifat subjektif. Metode kuadrat terkecil menghasilkan garis yang paling sesuai dengan titik-titik data sehingga lebih direkomendasikan.
Pertimbangan manajerial dapat digunakan secara terpisah atau bersama-sama dengan metode tinggi rendah, scatterplot, dan kuadrat terkecil. Manajer menggunakan pengalaman dan pengetahuan mereka mengenai hubungan biaya dan tingkat aktivitas untuk mengidentifikasikan outlier, memahami perubahan structural dan menyesuaikan parameter yang disebabkan oleh perubahan kondisi yang diantisipasi.




DAFTAR PUSTAKA

Hansen, D.R. & Mowen, M.M. 2004. Management Accounting Akuntansi  Manajemen                                                                                                             Buku 1. Terjemahan Fitriasari & Kwary. 2004. Jakarta : Salemba Empat